Sering kali kita berfikir jika bicara korban/persembahan, kita merasa sudah memberikan kolekte tiap minggu sudah cukup, perpuluhan tiap bulan sudah cukup, ke gereja tiap minggu, saat teduh tiap hari sudah cukup, well, sayangnya itu belum cukup.
Mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya berarti kita menundukan pemikiran, kehendak, kemauan kita, setiap aspek dalam kehidupan kita bagi Tuhan, dan hanya bagi Dia, sehingga tidak ada ruang sedikitpun yang tersisa bagi diri kita sendiri atau yang lain.
Saat Tuhan menyuruh Abraham untuk mempersembahkan Ishak, anaknya satu-satunya, saya pecaya bahwa Tuhan sebenarnya ingin Ishak mati. Ya DIA ingin Ishak mati di hatinya Abraham, sehingga tidak ada hal lain di hati Abraham selain Tuhan.
Di Israel semua warga Negara adalah tentara dengan tugas, pangkat dan memiliki nomor pengenal tertentu (hanya orang tersebut yang tahu). Sekali setahun selama dua minggu mereka harus kembali latihan untuk menjaga kondisi fisik mereka. Sehari-hari mereka adalah warga sipil, mereka mungkin dokter, supir, pedagang dan lainnya. Namun Jika Negara dalam kondisi perang (di Israel kadang terjadi bom, penembakan yang bersifak local, hal ini tidak termasuk) yang mengancam keselamatan Negara mereka , maka negara kemudian akan mengumumkan melalui internet, Koran, radio dan lainnya bahwa tentara dengar nomor tertentu harus berada di suatu tempat pada waktu yang di tentukan. Maka mereka akan siap sedia. Sama seperti itu, kita di dunia ini hanya sedang “berpura-pura” , ada yang menjadi pengusaha, pekerja, pelajar dan lainnya, namun sesungguhnya kita adalah tentara Tuhan yang tunduk 100% terhadap otoritasNya.
Kita harus sadar, bahwa diatas mezbah korban bakaran kita, kita sendirilah yang harus naik, bukan orang lain, bukan teman, keluarga , atau bahkan pendeta kita. Kita sendiri yang harus naik ke mezbah itu untuk mempersembahkan diri kita bagi Tuhan.
Saat ini di surga, saya yakin Tuhan berkata pada setiap kita : “ Will you give me your heart, mind, body, soul ? will you give me your everything ?
----
sermon Ps Andreas Nawawi di MDC Jakarta, 10 April 2011
No comments:
Post a Comment