Google

Saturday, June 25, 2011

Ada yang salah dgn bahasa Roh Kita

Mempelajari kisah para Rasul dan orang-orang Kristen mula-mula, saya mengamati ada perbedaan jauh antara mereka dengan kita dalam bahasa Roh.

Pada jemaat mula-mula, bahasa Roh dalam perkumpulan ibadah slalu ada yang menterjemahkan, sehingga jemaat menjadi terbangun. Kini kita beramai-ramai berbahasa Roh, tanpa ada yang menterjemahkan. Menguatkan kita pribadi, tapi jemaat tidak. Dan saya yakin orang2 yang baru bergabung pasti akan bingung binti heran menyaksikan yang model beginian. Bahasa Roh tanpa ada yang menterjemahkan berguna untuk membangun diri sendiri seyogyanya digunakan dalam doa/saat teduh pribadi.

Jemaat mula-mula juga secara aktif berbahasa lain yang dunia mengerti, karunia itu kini sepertinya tidak kelihatan lagi (oleh saya). Saya rasa skrg saatnya kita lebih bijak untuk menggunakan karunia-karunia kita. jika tidak ada yang memiliki karunia menterjemahkan, sbaiknya kita tidak berbahasa roh di ibadah raya, apalagi beramai2, kesannya tidak teratur, apalagi Roh Kudus adalah Roh yg tertib. Dan di waktu yang sama mari kita minta kepada Tuhan untuk Karunia Menterjemahkan bahasa Roh dan karunia bahasa dunia, agar banyak orang di berkati (bukan hanya kita sendiri yg di kuatkan).
best regards,